cerita itu perlu

Thursday, November 23, 2017

MOTIVATOR MASUK DESA : oleh Aksaris

1 comment :

MOTIVATOR MASUK DESA

oleh: aksaris
Desa kami kedatangan seorang tamu. Tamu yang istimewa. Di kota, profesi beliau disebut motivator. Yang dilakukannya adalah memberi semangat kepada orang lain. Orang kota memang hebat. Banyak hal bisa dijadikan pekerjaan. Bahkan memberi semangat bisa dihitung sebagai pekerjaan.
Motivator tersebut didatangkan ke desa kami oleh kepala desa. Katanya sang motivator bakal mengadakan seminar kepada para warga desa. Panggung dan kursi sudah disiapkan dib alai desa. Kepala desa jauh-jauh hari sudah mengabarkan hal ini. Beliau mengharapkan agar kami, seluruh warga desa bisa hadir dalam acara tersebut.
Ah, kepala desa kami memang sangat perhatian terhadap kami. Bahkan untuk urusan semangat kami pun beliau perhatikan. Karena itulah tak heran bahwa kami sangat menghormati kepala desa kami tersebut. Sudah hampir genap 20 tahun beliau menjadi kepala desa tanpa ada keinginan dari kami untuk menggantinya. Kami pun tak pernah sekalipun mempertanyakan digunakan untuk apa dana bantuan dari pemerintah yang diperuntukkan pembangunan desa-desa. Kami para warga desa telah memasrahkan seluruh urusan desa kepada beliau.
Sebenarnyakami, para warga desa, tidak sungguh-sungguh memahami apa itu motivator. Bila motivator adalah orang yang tugasnya memberikan semangat untuk orang lain, kami tidak merasa membutuhkannya. Tiap hari kami selalu berangkat ke sawah dengan penuh semangat. Apa lagi ketika musim panen seperti sekarang ini. Kami selalu setia mengurusi sawah kami, sebagaimana yang dilakukan oleh bapak kami, kakek kami, bapak dari kakek kami, kakek dari kakek kami, dan seterusnya, dan seterusnya. Karena itu, kami tak mengerti apa tujuan kepala desa kami mendatangkan seorang motivator jauh-jauh dari kota ke desa kami. Tetapi kami yakin, kepala desa kami pasti membuat keputusan yang terbaik.
-o0O0o-(Motivator Masuk Desa)
Motivator Masuk Desa
Sang motivator melihat hamparan sawah dari balik kaca jendela mobilnya. Motivatot tersebut membayangkan, seandainya sawah-sawah di negara ini ditangani oleh tenaga-tenaga ahli yang profesional dan teknologi yang maju, pasti negara ini bisa kembali mengalami swasembada beras. Sayangnya yang kini mengurus sawah-sawah adalah petani-petani kecil sedangkan para orang kaya mengabaikannya dan terus makan nasi tanpa peduli apakah beras itu adalah beras negeri sendiri atau beras impor.
Selama ini, sang motivator hanya melakukan seminar di kota-kota. Oleh karena itulah dirinya cukup terkejut saat seorang kepala desa menghubunginya dan memintanya untuk melakukan ceramah di sebuah desa pinggiran. Menurut kepala desa tersebut, beliau terkesan saat melihat penampilan sang motivator di televisi. Lalu sang kepala desa berharap agar para warga desa mau mendengar ceramahnya. Untuk apa? Tentu saja agar para para tersebut menjadi lebih baik.
Sang motivator sudah menyiapkan seluruh materi untuk malam nanti di dalam tas hitamnya. Preparation makes perfect. Begitulah motto miliknya. Motivator tersebut sudah siap mengubah pola pikir seluruh warga desa ini. Atau setidaknya itulah yang diharapkannya.
-o0O0o-
Para warga desa sudah memenuhi kursi yang disediakan. Bahkan tak sedikit warga yang rela berdiri di belakang demi menyaksikan aksi sang mptivator di atas panggung. Maklum, mereka selalu antusias dengan segala sesuatu yang berasal dari kota.
Sang motivator pun memulai ceramahnya dengan penuh semangat. Motivator tersebut mengeluarkan pancingan-pancingan yang biasanya berhasil menarik perhatian para pendengarnya. Tetapi kali ini tidak. Para warga desa tidak mengerti apa yang diucapkan oleh motivator tersebut. Meski begitu sang motivator tetap tidak menyerah.
Di tengah-tengah situasi tersebut, tiba-tiba muncul seorang pemuda desa yang datang dengan tergesa-gesa.
“ADA MALING PADI!!!!” teriak pemuda itu.
Semua warga desa yang hadir di situ kontan terkejut. Mereka langsung berlari mengikuti pemuda tersebut untuk menangkap pencuri padi yang baru dikabarkan tadi. Bahkan yang tidak memiliki sawah pun ikut pergi.
Akhirnya hanya tinggal kepala desa dan sang motivator yang tersisa di tempat itu. Motivator tersebut terdiam memandangi kursi-kursi kosong yang ada di hadapannya.
“Maaf, Pak Motivator,” ucap kepala desa pelan kepada sang motivator.
“Kenapa, Pak?” balas motivator itu lemah. Hilang sudah semangatnya yang berapi-api tadi.
“Saya mau menyusul ke tempat kejadian itu juga. Saya tidak boleh membiarkan mereka main hakim sendiri.”
“Silakan, Pak.” jawab sang motivator pasrah.
Yogyakarta, 28 Januari 2015 (Motivator Masuk Desa)

1 comment :